Tuesday, June 28, 2016

Gagal Beasiswa LPDP? Nyesel nggak nyoba lagi!

Sampai juga di post paling penting abad ini : Beasiswa LPDP.

First, buat temen temen yang belum tahu apa itu beasiswa LPDP bisa kepoin disini, singkatnya beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang dikelola independen di bawah Kementerian Keuangan RI. Integritas dan kekecean sistemnya bener bener super, percaya deh! J

Nah, beasiswa ini pastinya udah nggak asing buat scholarship hunter, kalian bakal nemuin banyak keunggulannya, coba aja blog walking ke awardee yang keren keren hehe. Di post ini aku bakal cerita tentang gimana ceritanya aku pernah bisa dapet kayak gini :

Alhamdulillaah. Btw fotonya diganti, karena aslinya pipinya nggak sopan hahaha
Padahal, 3 bulan sebelumnya aku pernah gagal, lihat histori akunnya :

Aku gagal di Batch 1 Tahun 2016
Sebelum kita bahas cerita kegagalannya, cek dulu, persiapannya gimana sih?

Persiapannya secara administratif bisa dicek di webnya, standar aja sih, mungkin yang agak berat emang TOEFL atau IELTS, tapi itu emang penting banget, punya skor kemampuan bahasa inggris tinggi itu bikin kita tinggal milih mau kampus di belahan dunia manapun pasti diterima (ini kalimatnya mas representatifnya University of Technology Sydney di pameran pendidikan awal tahun 2016 lalu). Karena aku ambilnya beasiswa Magister Dalam Negeri, jadi skor minimal kalo pake TOEFL PBT/ITP adalah 500.

Susah nggak sih ngejar TOEFL buat yang kemampuan inggrisnya biasa biasa aja?

Dapet skor lepas segitu sebenernya gampang gampang sulit sih, kuncinya satu : FOKUS. Skorku susah naik karena aku setengah setengah, bahkan itu nyambi di sela kegiatan sekolah dan pondok. Ceritanya dulu aku waktu semester IV tahun 2012 kuliah TOEFLnya cuma 427 (waktu listening aku tidur, capek banget seharian praktikum hahaha), trus Mei 2015 sempet kursus di Kampung Inggris Pare 2 minggu. Sekali lagi, dua minggu! Haha. Banyak yang bilang ‘niat nggak sih mau belajar kok nanggung’ hehe gimana lagi, emang adanya waktu free segitu aja *sok sibuk* wkwk. Dua minggu di Pare, skor ku masih 477, susah banget naiknya T.T. Juni 2015 aku pede daftar TOEFL ITP di Pusat Bahasa FIB Unair di saat prediction test ku belum pernah di atas 500. Hasilnya, skorku 493! Asem kan, nanggung banget haha. Agustus, aku coba lagi di tempat yang sama, malah turun jadi 490! -_-

Di Bulan Agustus juga aku sempet ngotot buat daftar LPDP pake TOEFL 493 ku, pas submit eh ternyata otomatis ditolak sistem hehehe. Jadi buat kalian yang skornya belum sesuai, keep it up yah! Kemudian aku disibukkan sama jadwal ngajar sampe amnesia TOEFL, tapi karena uda niat banget mau daftar LPDP dan aku ikut reguler (bukan afirmasi) jadi 500 emang syarat mutlak. Akhirnya, September aku mau tes lagi demi ngejar LPDP Batch IV 2015 yang pendaftarannya ditutup tanggal 19 Oktober. Ternyata aku ceroboh, ga nyari tempat tes dulu dan uda pada penuh semua L dapet tes tanggal 17 Oktober di Pusat Bahasa ITS, nggak mungkin 19 Oktober sertifikatnya keluar. Hmm. It’s okay, the show must go on.

Dan, akhirnya berapa skor TOEFL ku? 510! Haha. Zona aman super mefet cyin~ Jadi buat kalian yang pengen upgrade nilai TOEFL, harus bener bener niat ngga setengah setengah kayak aku hehe. Kemudian akhir Oktober sertifikat keluar, aku langsung submit karena emang pas Agustus udah bikin Essay dll. Fiuh, selesai.

Pengumuman administrasi tanggal 2 Februari 2016, cukup lama karena aku submit di awal periode, lumayan lah nunggunya hehe. Alhamdulillah aku lolos administrasi untuk Seleksi LPDP Batch 1 tahun 2016. Next, seleksi substansi di Surabaya.

Seleksi substansi terdiri dari On the spot Essay Writing (nulis essay di tempat, bukan nulis 7 keajaiban dunia versi on the spot~), LGD (Learderless Group Discussion) dan Wawancara.

Tips on the spot essay dan LGD : Baca berita yang lagi in dari sumber berbobot, latihan bikin mind map untuk essay dan santai jangan grogi dan biasakan berdiskusi tanpa pemimpin atau nggak mendominasi -leaderless-

Tips Wawancara : jangan mengada-ada, santai dan kuasai essay yang kita buat waktu pendaftaran sebagai interpretasi diri sendiri.

Singkat aja sih, selebihnya bisa blog walking seperti yang aku lakukan dulu, kan sebenernya post ini pengen cerita gagalnya meski belum juga sampe intinya hahaha. *maap*

Seleksi wawancara dilakukan di beberapa kota besar, kebetulan aku milih di Surabaya, tepatnya Gedung Keuangan Negara Jalan Indrapura No. 5. Langsung aja, pengumuman 11 Maret 2016, email masuk, jengjengjeeng~ :

Allah always give us the best thing at the best time ^^
Waktu gagal sedih nggak?

Enggak, karena sedihnya uda pas malam abis tes, sadar kalo ga bakalan ketrima dengan buruknya wawancara dan LGD ku hehehe. Jadi pas pengumuman biasa aja :D

Kok bisa gagal sih? Faktornya apa aja?

Nah, aku coba sharing disini. Ini subyektif dari pengalaman sendiri tapi biasanya kasusnya sama kok, meski tidak menutup kemungkinan beberapa orang bisa beda.

Pertama, Indonesia butuh kamu yang logis. Logis disini adalah kontribusi untuk Indonesia yang jelas, konkrit dan memungkinkan. Contoh : Mau kuliah jurusan kesehatan, rencana kontribusinya mau memajukan kesehatan Indonesia, ini nggak konkrit, mau memajukan yang kayak gimana? Harus detail. Contoh lain : Mau kuliah jurusan kesehatan, rencana kontribusinya mau Indonesia Sehat alias semua pengobatan jadi gratis, ini konkrit tapi nggak logis, kita siapa dan punya apa mau nggratisin? Contoh lain lagi : Mau jadi peneliti, tapi research background nya sedikit, publikasi jurnalnya cuma satu, nggak cocok sama CV sendiri alias nggak sadar kemampuan.

Solusinya : lihatlah peluang di sekitar, jangan muluk muluk mau ngerubah Indonesia kalo desa sendiri masi butuh kamu. Dengan kuliah di kesehatan, rencana kontribusi mau bekerja sama dengan aparat desa atau puskesmas untuk penyuluhan kebersihan dan kesehatan untuk anak-anak atau ibu hamil, jadilah bermanfaat untuk skala kecil dulu, sejenis itu lah. Intinya, peka terhadap kebutuhan masyarakat sekitar. Faktor kegagalan pertama ini muncul di sesi wawancara, bobotnya 60% dari total nilai, jadi fatal banget kalo jeblok di wawancara.

Kedua, jangan apatis sama permasalahan negara meski itu bukan bidang yang kamu tekuni. Ini kegagalanku di LGD. Waktu itu aku dapet topik tentang Mahkamah Konstitusi, hubungannya sama politik dinasti. Jangan jadikan alasan ‘aku bukan anak hukum’ atau ‘aku nggak suka politik’ untuk nggak update masalah beginian. Bantu Indonesia untuk keluar dari permasalahan minimal lewat pemikiranmu, tunjukkan kamu care  sama bangsamu sendiri.

Nah, selain dua faktor di atas, ada juga faktor yang lebih penting tapi ini agak susah. Cek dulu niatmu. Berat. Terlepas dari semua usaha jungkir balik buat dapetin beasiswa ini, Allah lebih tahu mana yang terbaik, diterima atau ditunda diterima, barangkali karena niat yang pengen keren dapet beasiswa atau pengen iseng? Nah loh. Hehe.

Trus, kenapa kita nyesel kalo nggak daftar lagi?

Jelas, karena menyerah dalam hal kebaikan itu sama sekali nggak didukung sama agama manapun. Setelah dapat pengumuman kegagalan, aku sempet merenung semalam. Banyak teman menyarankan untuk langsung daftar lagi, aku ngotot nggak mau. Trauma.

Tapi, aku sempet baca di blog awardee, mereka yang bangkit dari kegagalan dan diberi kesempatan di second trial alias last chance karena LPDP membatasai hanya 2x pendaftaran. Seminggu kemudian, aku manteb buat daftar lagi! Hehehe.

Apa yang harus dipersiapkan?

Pertama, koreksi diri dulu. Sayang banget kalau kita asal nyoba tanpa tahu salah kita kemarin dimana. Koreksi niat dan essay juga, kali aja niatnya kemarin kurang tepat dan kontribusi kurang cocok harus direnungin dulu juga hehe. Btw kita juga bisa mengajukan permohonan detail nilai ke : http://e-ppid.kemenkeu.go.id, bikin akun, trus minta permohonan nilai seleksi substantif LPDP dengan nomor registrasi. Tuliskan tujuan minta informasi, aku kemarin nulisnya untuk bahan koreksi diri, hehe. Jangan lupa upload KTP sebagai identitas dan formulir pendaftaran LPDP sebagai dokumen pendukung, biasanya prosesnya sekitar 10 hari kerja. Hasil dari PPID ini bisa buat nentukan tahapan yang mana yang harus banget diperbaiki.

Capture email dari PPID Kementerian Keuangan, nilaiku kurang 23 untuk ketrima ehehehe.
LPDP sistemnya passing grade guys, jadi nggak ada namanya saingan, kalo kualitas oke, pasti diterima.
Kedua, cari link sebanyak banyaknya, gabung grup whatsapp, LINE para pejuang LPDP supaya atmosfirnya kerasa, online discussionnya sangaaaat membantu, percaya deh.

Ketiga, harus lebih well prepared. Kalo kemarin kita masih ‘buta medan perang’ alias nggak ngerti teknis proses seleksinya gimana, maka sekarang mestinya amunisinya harus lebih canggih. J

Ohya, di percobaan kedua nanti biasanya psikolog bakalan nanya : kemarin kok bisa gagal kenapa?

Nah, menurut info yang aku dapat, pertanyaan ini bobotnya gede banget. Kunci menjawabnya adalah : jujur, objektif, apa adanya, menyerah dan akuilah kesalahan, tunjukkan kalau kamu udah sadar dan udah berubah, kamu yang dulu bukanlah yang sekarang~ *malah ndangndutan* wkwk

Daan, 10 Juni 2016. Alhamdulillaah, dinyatakan LULUS seleksi wawancara LPDP Batch 2 tahun 2016 J
Just enjoy the show :)
Btw kemarin ambil seleksi wawancara di Yogyakarta, sebenernya dimana aja sama sih, cuma pengen suasana baru ajaa *halah* :D

Terakhir, terimakasih telah membaca tulisan terpanjang di blog ku hehe. Semoga bisa sedikit membantu ya! Jangan menyerah, masih banyak orang yang jauh lebih tidak beruntung dari pada kita, jadikan nikmat sehat dan kemampuan untuk terus berjuang J

Kalau mau tanya tanya, boleh kok kirim email ke : exmaaaaa@gmail.com J

10 comments:

Unknown said... Reply

terimkasih, infonya sangat membantu mbak.....

DevinaOctavia said... Reply

Nambah pengetahuan banget kak!

Unknown said... Reply

@evan ehsanudin Terimakasih mas Evan :) Salam semangat :)

Unknown said... Reply

@DevinaOctavia Depinyaaak {} hihi goodluck buat kuliahnya yah, cie ngitungin duit mulu ga bagi bagi wkwkwk :D

Vinskatania Andrias said... Reply

kak mau tanya dong, emangnya pertahap itu skor maksimalnya berapa aja? makasih ya kak

Muhammad Angga Muttaqien said... Reply

Hi Mba Exma. Ingin tanya, waktu registrasi pertama, apa sudah dapat LoA nya?

Unknown said... Reply

klo ke 3 essaynya waktu gagal tetap sama ya? atau ada sedikit perubahan? mohon infonya.....terima kasih

Ilham Zakaria said... Reply

dari awal hingga akhir yg saya baca ,, semuanya memiliki arti dan makna
terlebih lagi pada 2 bgn paragraf terakhir, sangat memotivasi.
thanks for story

Unknown said... Reply

Selamat siang kak, mau tanya, dulu pas LGD (yang pas belum lulus) itu kakak nyampaikannya sambil berdiri atau duduk ya? lalu pas diterima, itu bagaimana. Terimakasih

what? said... Reply

Hai kak, aku selaku maba yg nilai toeflnya dibawah rata-rata 😁 Setelah baca dua tulisan kak exma aku kembali tersadarkan kalau kemmampuan bahasa inggris itu penting banget! Terima kasih udah berbagi pengalaman, ilmu dan tips & triknya semoga aku nanti bisa ikut & di terima LPDP.

Post a Comment

 

Write Your Memories Template by Ipietoon Cute Blog Design