Monday, December 31, 2012

Terima Kasih.. Terima Kasih

Kemarin ketika ada beberapa urusan di kantor kemahasiswaan, bapak pembina berkata beberapa hal terkait ujian al Qur'an yang harus kami laksanakan, tanggal 6 Januari esok. Beliau sedikit 'marah' mengetahui beberapa dari kami ada yang sudah pulan dan tidak ikut ujian ini, "Pokoknya semua harus ikut di ujian besok, mana tanggung jawab kalian? Sudah difasilitasi malah tidak melaksanakan kewajiban". Aku dan beberapa temanku yang disitu terdiam.
Kemudian esoknya aku telfon bunda, menanyakan terkait pulangku ke rumah, yang beberapa hari sebelumnya beliau berkata akan menjemputku di Malang tanggal 2 Januari esok. Aku benar benar tidak 'berbakat' berbohong kepada bunda. Dan aku bersyukur 'kelebihan atau kekurangan' (aku tak tahu yang mana sebenarnya) ini. Aku pun bercerita tentang percakapanku dengan bapak pembina. Beliau menjawab, "Pokoknya ibu nggak mau jemput neng sebelum selesai ujian. Neng harus ujian dulu jum'at pagi, setelah itu baru ibu jemput pulang ke Jombang. Harus tanggung jawab sama kewajibannya sendiri, neng sayaaang...." Itulah perkataan beliau, dengan hangat, sayang, lembut namun tegas. Mengajariku bagaimana bertanggung jawab pada diri sendiri.

Terimakasih Tuhan. Terima Kasih atas segalanya :*

Thursday, December 27, 2012

Perasaanku dengan Lomba ini *Curhat Session ~

http://datditdutexma.tumblr.com/post/38954152763/bulan-maret-2013-organisasi-punya-gawe-besar

Maafkan aku blogger sayaaang. Entah kenapa pas ada inspirasi nulis larinya ke dashboardnya tumblr -_-

Aku tetap merawatmu kook. *peyuuk *ciyuuum :*

#oposeh

(Still) Waiting...

Menunggumu...

Tuesday, December 25, 2012

Aku hanya Kecewa, Kawan..


Melihatmu tak berkerudung, berpapasan denganku di alun alun
Entah mengapa rasa sakitku teramat sangat
Sakit
Bukan karena apa yang telah abah kami berikan kepadamu, toh itu semuanya dari Allah
Ah, aku sendiri tak dapat mengerti sebab rasa sakit ini
Ataukah mungkin karena aku merasa kami telah salah menilaimu?
Terlepas dari itu, ternyata ini yang kau pilih kawan. Selamat jalan.
Kau sudah dewasa, mampu memilih bukan?
Semoga kau baik baik saja disana



Giselle - Pencuri Hati

hanya ingin berdiam di keheningan malam
membayangkanmu di depanku, aura dirimu mempesonaku
dan ku terdiam di keheningan malam
ku ingin memastikan diri apakah ku telah jatuh hati

kepadamu pencuri hati
yang tak ku sangka kan datang secepat ini
padamu pencuri hati
biarkan ini menjadi melodi cinta berdua

dan ku terdiam di keheningan malam
ku ingin memastikan diri apakah ku telah jatuh hati

kepadamu pencuri hati
yang tak ku sangka kan datang secepat ini
padamu pencuri hati
biarkan ini menjadi melodi cinta berdua

kepadamu pencuri hati
yang tak ku sangka kan datang secepat ini
padamu pencuri hati
biarkan ini menjadi melodi cinta berdua

(kepadamu pencuri hati
yang tak ku sangka kan datang secepat ini)
padamu pencuri hati
biarkan ini menjadi melodi cinta berdua

(pencuri hatiku, pencuri hatiku) berdua

BCL - Cinta Sejati (Ost. Habibi - Ainun)

Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan
Tuhan Pasti tahu cinta kita sejati
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan Pasti tahu
Cinta kita sejati

Lembah yang berwarna
Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesunyian cinta

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu
Cinta kita sejati...

Monday, December 24, 2012

Blog (lagi)

Ceritanya saya baru aja bikin akun tumblr..
Totalnya sekarang ada 3 blog yang saya 'rawat'

1. Wordpress
Blog ini dibuat pas semester II. Tugas matkul Aplikasi Komputer. Trus dipake lagi pas semester 4 disuruh posting tugas Matkul Taksonomi Tumbuhan Tinggi.
Sampe sekarang jarang dipake. Nanti aja dah kalo pengen ngepost tugas tugas.
Yang jelas blog ini isinya ciyuus banget. Haha
Alamatnya : http://liliputbiologi96.wordpress.com

2. Blogspot
Nah, ya blog ini nih. Tadi siang abis dipermak abis. Kayak baru :')
Alamatnya : http://manyuunyuunyuu.blogspot.com

3. Tumblr
Ini blog masi bau toko :D
Seneng nge tumblr cz bisa quote, pict, dll khusus bkan hanya nyampur sama tulisan tulisan begini ni hehe
Alamatnya : http://exmaaaaaaaa.tumblr.com
Ganti jadi http://datditdutexma.tumblr.com

Finally. I like all. I need all :)
Enjoy its :)

Tuesday, December 18, 2012

Catatan Akhir Semester

Tuhan.. Kalau ku boleh meminta, cegahlah air mata ini menetes..
Tuhan.. Kalau ku boleh meminta, cegahlah kepedihan ini hanya untukku.. Janganlah mereka, orang yang kusayangi hingga merasa kecewa denganku..
*Intermezzo*
Teruntuk Mikrobiologi yang sangat aku banggakan…
Ku harap kau takkan membenciku.. Sungguh kelakuanku 3x tidak masuk kuliah bukanlah kendaliku. Yang pertama adalah sebab fisikku setelah kecelakaan sebulan yang lalu, kemudian event dari keluarga keduaku dan terakhir karena kala itu aku benar – benar tidak bisa berangkat di pertemuanmu.. Dan aku sadar, sangat sadar kemampuanku dan otakku.. Benar – benar miriss… :(

Teruntuk Genetika dan Fisiologi Tumbuhan yang aku sayangi…
Kalau boleh aku jujur, kalian adalah 2 matakuliah terberat, bagaimana tidak? 4 SKS dengan pertemuan yang sangat banyak, materi yang sangat membuatku kayang, dan masing – masing kalian 2x aku tidak ikut perkuliahan sebab sakitku… Dan sekali lagi kau sangat tahu kemampuanku bukan?

Teruntuk Ekologi Tumbuhan yang sangaat aku cintai…
Kerumitanmu, keribetanmu dan keremponganmu terkadang membuatku merasa capek lahir batin, ditambah dengan sakitku di 1x pertemuanmu… Kuharap kau tetap berbaik hati dengan otakku yang terbatas ini…

Teruntuk IBD, ISD, Fiqh, Hadits..
2x aku tak berangkat di perkuliahan kalian.. Maafkan aku, semua itu di luar batas kendaliku…
Dan kalian Filsafat, Bahasa Indonesia..
Ah, aku tak tau harus berkata apa pada kalian, 1x aku meninggalkan kalian.. :(

Untuk kalian, terimakasih telah mewarnai hidupku 4 bulan ini. Memanjakanku dengan tugas – tugas dan laporan kalian. Mengajariku betapa aku harus merasa banyak begadang malam demi meraih sebuah kesuksesan. Terimakasih banyak. Terimakasiiih..
Sincerely, Exma Mu’tatal Hikmah

Malang, 16 Desember 2012
The final exam will beginning ~

Saturday, December 15, 2012

Ketika Masjid Menjadi “seperti” Bukan Masjid

Remember that it’s just an opinion. You can agree or not its depend on u :)
Saya hanya ingin berbagi, melihat kondisi dan sedikit berbagi kepada semuanya..
Oke, seperti judulnya, disini ada 2 fakta tentang masjid. Keduanya merupakan fenomena di sekitar saya, semoga saja di tempat lain tidak ada yang seperti itu atau jangan sampai yang lebih parah..

Pertama, ketika masjid menjadi suatu yang ‘berbahaya’.
Bukan satu atau dua kali saya dengar kabar dari teman yang kehilangan laptop dan tasnya di masjid, dan itu hanya terjadi sekilas. Yang punya pergi ambil wudhu, eh waktu kembali tinggal tasnya aja, laptopnya udah lenyap, dan bahkan ada juga yang lebih ngenes adalah yang ilang bersama tasnya.
Nahlo, kenapa coba?
Ini masjid, tapi kenapa rawa malingnya semacam halte?
Astaghfirullah, bukan maksud membandingkan apalagi menyamakan. Jelas masjid itu rumah Allah, masjid  itu suci, masjid itu tempat orang ‘curhat’, ‘bercengkrama’ dengan Allah tapi kenapa jadi seperti itu? Padahal kampus ini homogen, Islam semuanya. Bayangkan saja kalo di kampus yang heterogen, betapa malunyaaa :(
Hingga di masjid ada tempelan semacam ini :


Kemudian, fakta yang kedua.
Sekitar seminggu yang lalu saya ada rapat di Sekretariat CSS MoRA UIN Maliki sampe siang, selesai rapat pada pulang, saya masih disitu ngurusin beberapa surat yang diminta teman – teman. Selesai urusan jam 13.30 saya pamit, trus niatnya sekalian sholat di masjid samping sekre. Nah ternyata masjidnya dikunci, saya bingung kemudian ada ibu – ibu yang rumahnya depan masjid pas. Trus saya tanya : “Bu ngapunten, niki masjidnya dikunci nggeh?” (Sebenarnya saya tau kalo itu dikunci, sekedar ingin nyapa aja, juga biar ga mencurigakan intip – intip masjid yang dikunci).
Ibu itu menjawab : “Iyo mbak, lha arek – arek sembrono e, masjid kok digawe mangan nang njero, macak nang njero, tambah kapan hari ono arek lanang ambek wedok wong loro sepi sepi nang lantai atas seng biasane digawe TPQ, lak yo digiring nang kelurahan talah ambek wong wong kene”
Saya kaget. Lhah. Separah itukah?
(Kemudian saya dipinjami mukenah dan sholat di serambi masjid itu *ga penting ya hehe)

Dari dua fakta itu, saya mikiiir. Dimana letak tanggung jawab seorang muslim pada rumahnya sendiri?
Atau minimal spesifiknya dimana letak aplikasi sikap sebagai ‘mahasiswa’ dan ‘pemuda’?

Wallaahua’lam bishshowaab

Tuesday, December 11, 2012

Si Unyu dari Gua Hantu :p

Haha
Judulnya nggilani
Itu bentuk ekspresi galau saya gara gara dapet tugas sulit, ga kelar kelar
Tugas tambahan siih. Cz ga masuk 2x di matkul yang cuma 1 SKS, meskipun itu gara gara sakit.
Ikhlas kok hihi

This post about Narsis Session, same as before :D


Narsis Session 2

Abis sholat Ashar, dengan tampang ngampus jam 7 - 4 sore :D


Narsis Session

Langka lhooo. Saya mau baca jurnal. Kalo ga kejebak hujan dan karena narsis juga sih haha


Tuesday, December 4, 2012

Dan Allah Memberiku Rasa Sakit. Alhamdulillaah..

Adakalanya sebuah husnudzon itu menghasilkan sakit
Adakalanya sebuah sabar itu berbuah perih
Tapi haruss dan harusss yakin bahwa semuanya yang terbaik untuk saya, untuk kamu dan untuk kita

 #selfpukpuk #selfpukpuk #selfpukpuk #selfpukpuk #selfpukpuk #selfpukpuk #selfpukpuk #selfpukpuk ~

Monday, December 3, 2012

Aku dan Jalan yang 'harus' Kulewati

Malam yang dingin.

Aku ingin bercerita. Tentang aku.
Ku harap kalian tak bosan membacanya.

Kawan, berapa tahun kau hidup?
Dan kau tahu makna hidup?
Bagiku, hidup adalah suatu proses untuk sebuah hasil. Dan itu adalah senyum orang yang ku sayangi, kedua orangtuaku.
Aku akan memulai bercerita. Ku harap kau tak berfikir yang tidak – tidak denganku, karena bagiku inilah hidupku, inilah prosesku untuk menggapai tujuanku.
Paksa. Ketika kau mendengar kata itu kau pasti takut. Konotasi negatif. Aku yakin semua orang tak mau dipaksa, dengan dalih ‘ini hidupku’. Namun apakah kau akan tetap beralasan seperti itu jika kemudian ternyata pilihanmu salah? Oleh sebab itu aku tak pernah merasa dipaksa.
Aku hidup seperti air atau apalah yang mengalir pada jalannya. Apa yang ada di depanku telah disiapkan, dan aku tinggal melewatinya saja. Jalannya telah disiapkan, dipilihkan oleh orang yang sangat aku sayangi. Hal yang mengasyikkan bukan? Kita tak perlu pusing untuk menentukan pilihan.
Lalu bagaimana dengan keadaan di depan? Apakah baik untukku?
Kawan, aku pernah melanggar jalan itu, tidak hanya sekali atau dua kali, tetapi berkali – kali, dan kau tahu hasilnya? Aku terjatuh, terpelosok, dan orang yang kusayangi menyelamatkanku, dan dia tidak marah. Dia tahu bahwa inilah pembelajaran untukku, dia tahu bahwa sejatinya aku ingin membuktikan resiko yang aku dapat ketika aku melanggarnya. Dan hingga saat ini aku masih sering melakukannya, dan dia hanya tersenyum seraya terus membantuku untuk bangun. Memalukan sepertinya, namun itulah yang aku anggap sebuah proses.
Sewaktu kecil, aku sering menangis karena merasa bahwa dia tidak pernah merasa sayang kepadaku, membuang aku ke pesantren karena malas mengurusku, dan aku merasa sesak karena seakan tidak diperhatikan. Dan kini, aku tidak pernah menyesal sekalipun masuk ke dunia pesantren.
Begitupun yang terjadi ketika memilih sekolah pada jenjang MI, MTs dan MA. Dulu aku ingin sekali sekolah negeri, yang katanya kualitasnya lebih bagus, kata temanku sekolahnya lebih megah dibanding pesantren. Namun dia menolak, menyuruhku melanjutkan di tempat yang sama. Aku hanya bisa diam. Dan kini aku sangat bersyukur dengan pilihannya, atas beberapa sebab yang tak bias kujelaskan.
Kemudian memilih perguruan tinggi, dia mengatakan bahwa aku boleh daftar dimana saja tetapi harus tetap daftar PBSB di UIN Maliki, sebab itu adalah harapannya. Aku menurutinya, dan mencoba mengikuti seleksi di perguruan tinggi lain, alasannya sederhana, PBSB itu sulit ditembus dan jujur ketika itu aku pesimis, apalagi terdapat syarat plus di UIN Maliki. Akhirnya aku daftar di salah satu PTN di Surabaya, dan alhamdulillah diterima, kemudian problemnya adalah dia tidak menemukan pesantren yang menurutnya cocok di sekitar kampus itu. Gagal.
Akhirnya kumantapkan hati di PBSB, menumbuhkan rasa optimis berat sekali rasanya. Hingga pada memilih jurusan di PBSB, aku bersikeras Fisika atau Informatika, dia menyuruhku pada Biologi. Yang ku ingat ketika sebelum tes dan aku jujur padanya bahwa aku benar benar pesimis, dia dengan santai berkata bahwa yang terbaik untukku adalah: PBSB, UIN Maliki, Biologi, Tahfizh dan Pesantren. Aku berdoa semoga dia tidak salah.. Aku hanya bisa diam dan menuliskan jurusan Fisika pada pilihan kedua. Dan aku lolos pada jurusan Biologi. Aku bersyukur sekali, ternyata aku belum bisa mengukur kemampuanku sendiri, kemampuan fisika ku payah.
Hingga kemudian hari – hari indahku di Malang dimulai. Menemukan saudara yang membuat aku tidak merasa sendiri disini. Dia bahagia sekali. Merasa berhasil mengantarkanku. Semangat dan harapannya padaku begitu besar. Terbukti dengan dia mengantarku ke Malang, mengantarkan kembali ke Malang setelah liburan semester untuk membelikan buku untuk putrinya, harapannya agar aku tidak tertinggal, dan bukti – bukti lainnya.
Sampai detik ini, dia sibuk juga membantuku mencarikan tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sesuai denganku dan tentunya aku harus tinggal di pesantren. Menyemangati dan memberikan doa kepadaku ketika UTS, UAS dan untuk segera penelitian dan menyelesaikan studi dan al Qur’an ku, dan lain sebagainya.
Seharusnya aku semakin sadar, betapa Allah sayaaaaang kepadaku, menganugerahkan ayah dan bunda yang segalanya untukku… Aku mencintainya karena Allah.. Amin
Malang, 29 Nopember 2012


*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Penerima beasiswa Program Beasiswa Santri Berprestasi angkatan 2010.
Ditulis pada Festival Santri Indonesia Menulis di PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. 30 Nopember - 02 Desember 2012

Negosiasi Identitas Santri Berhadapan dengan Realitas Kehidupan Mahasiswa dan Kampus

Oleh : Exma Mu'tatal Hikmah*
Mahasantri. Bukan merupakan istilah yang tidak asing bagi kita khususnya alumni pesantren yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Secara terminologis, kata itu hanya terlihat sebagai gabungan kata “maha” yaitu besar atau dalam hal ini adalah “mahasiswa” dan “santri” yang merupakan komponen dari suatu pesantren, insan yang lahir dari rahim pesantren. Namun ketika kita coba untuk menjiwai makna dari kata “mahasantri” tersebut, kata itu bukan sebuah kata biasa.
Melihat makna, sifat dan syarat bagaimana seseorang dapat diebut “santri” dan bagaimana seseorang disebut “mahasiswa” dan kemudian disatukan memang akan terdapat banyak perbedaan sebab pada dasarnya dimensi berbeda, dengan biogenesis yang berbeda pula. Seperti contoh, kasarannya bisa jadi terlintas di fikiran kita ; bagaimana mungkin seseorang kuliah dengan memakai sarung?. Maka kemudian digunakan berfikir reflektif, dan muncullah kata “mahasantri” sebagai kombinasi santri dan mahasiswa.
Selanjutnya, seperti apakah orang yang disebut “mahasantri” itu?
Dewasa ini bukan merupakan suatu yang aneh melihat kalangan santri berhasil lolos masuk seleksi perguruan tinggi, bahkan mampu bersaing dengan kalangan non santri. Hal ini dapat kita telusuri asalnya adalah dapat karena model pengajaran pesantren yang terpadu atau disebut pesantren modern atau terpadu. Pesantren  modern ini tidak hanya focus terhadap kajian kitab klasik namun juga pada ilmu – ilmu umu seperti social, eksakta, bahasa dan lain – lain. Adanya perubahan dalam konsep pesantren ini akhirnya melahirkan santri yang unggul dalam hal agama dan umumnya, maka bukan merupakan suatu yang aneh bila mereka mampu bersaing dengan kalangan non santri
Kembali ke topik awal terkait Mahasantri. Memegang identitas santri bukanlah suatu yang mudah, dengan realitas kehidupan kampus yang merupakan kehidupan universal, dari seluruh kalangan, terlebih pada perguruan tinggi umum. Hal terburuk yang akan terjadi adalah hilangnya eksistensi santri pada kehidupan sehari-harinya, dengan melakukan hal – hal yang bukan menunjukkan “kesantrian”nya.
Dapat dilihat fenomena sekarang, dari mulai cara berpakaian, social atau pergaulan dengan kawan, hingga pada pola berfikir. Bukan suatu yang sulit lingkungan yang universal ini dapat merubah identitas dan eksistensi santri. Dan kemudian hingga munculnya tanggapan dari khalayak tentang : Bagaimana santri itu hidup ketika menjadi santri dan kemudian ketika sudah tidak “nyantri”.
Sebenarnya tidak ada kata mantan santri, sejatinya seseorang tetap menjadi santri dan mempunyai guru, hanya pada wujudnya tidak ada kontak langsung selama beberapa kurun waktu, namun sekali lagi hal itu bukan merupakan suatu yang dikatakan “putus”.
Ketika melihat fenomena seseorang yang dulu nyantri di pesantren dan kemudian ketika sudah menjadi “mahasantri” berani melakukan sesuatu yang retorikanya tidak pantas dilakukan oleh santri, maka berbagai pertanyaan kembali bermunculan; jadi sebenarnya bagaimana karakter dari seorang mahasantri?
Menurut penulis pribadi, mahasantri santri yang lebih tinggi dibanding santri biasa sebab posisinya pada kehidupan perguruan tinggi, dan sudah merupakan keharusan untuk tetap menjaga identitas berikut eksistensinya. Jikalau terdapat perubahan dalam lingkungannya, seharusnya sudah mempunyai benteng untuk melindungi identitas santrinya. Namun pembentengan ini mempunyai batas, yakni tetap menjaga identitasnya juga untuk menjadi “mahasiswa”, maksudnya adalah tidak terlalu tertutup dan tidak terlalu terbuka. Menjadi mahasiswa dengan tanpa meninggalkan eksistensi kesantriannya, juga menjadi santri tanpa mengabaikan posisinya sebagai mahasiswa. Atau istilah jawa orang tua biasa membahasakan dengan : “Ngidul ora kengidulen, lor ora keloren”
Sekali lagi pendapat di atas merupakan kesubyektifan penulis dalam memaknai karakter seseorang yang disebut “Mahasantri”. Terlepas dari itu, seseorang mempunyai cara fikir tersendiri, dan mahasantri bukan lagi bocah yang harus diberitahu yang benar dan yang salah.
Akhirnya, semoga yang ada sekarang merupakan “Mahasantri” yang benar – benar bersifat kombinatif antara Santri dengan Mahasiswa.
Wallaahu a’lam bishshowaab.
Malang, 29 Nopember 2012

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Penerima beasiswa Program Beasiswa Santri Berprestasi angkatan 2010.
Ditulis pada Festival Santri Indonesia Menulis di PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. 30 Nopember - 02 Desember 2012

Festival Santri Indonesia Menulis !!

Amazing days at PP. Bahrul Ulum Jombang...
Festival Santri Indonesia Menulis ; Gerakan Nasional Santri Indonesia Menulis..
With Sambutan dari orang penting -Pak Wakil Menteri Agama-, Stadium general, materi dari para orang hebat, halaqah dengan tema menuju Pesantren dan Indonesia lebih baik, diskusi hingga pemilihan pemimpin baru :)

At least, bener bener seneng ditemukan dengan sodara se Nasional, meski syumuuuknya masya Allaaah..
*Mungkin jadi gini : Festival Santri Indonesia Kipas kipas, pesertanya kipasan semua siih* hihi

Beberapa dokumentasi amatiran pake kamera HP, mana banyak yang nge zoom jadi bluurr ~ hihihi

Wakil Menteri Agama
Jadi ini sebenarnya moto apanya yaah hihi

Hasil Deklarasi Pesantren dan Pengelolaan Sampah

Last Day :)
Kumus kumuuuuussss tetep pede fotoooo hahahaa. 
Aku, hujan, kumus kumus, eskrim dan pentol :p

Dari temen temen yang bawa camdig :)


Impian Hebat :)

Alhamdulillaah...
Kemarin ikut antologi temen temen CSS MoRA Nasional 2010, dan berhasil terbit.
Bukan sesuatu yang istimewa buat anda, tetapi bisa menjadi sesuatu yang istimewa untuk saya.

Buat yang sudah baca, mohon maaf sekali kalau ceritanya sungguh geje. Sebenarnya maksudnya bukan seperti itu, cuma karena beberapa faktor jadi maksud yang ingin saya sampaikan di buku itu jadi sepertinya ndak tersampaikan :'(
Tapi tak apalah, first gituuu... Saya juga sebenarnya nggak pinter nulis, cuma kalo untuk nulis berbagi pengalaman, kenapa ga dicoba?? :)

Thanks a lot for all!!

Eiya, ini cover bukunya, Unyuu yaaaaaahh :*

Jatuh dari Motor itu Nikmat :p

Sabtu, 17 Nopember 2012
Jatuh dari motor, keseret sekitar setengah meter, wajahnya jadi kayak kucing, unyu unyu begitu, plus kaki yang lukanya bikin #huaaa dan off ngampus diganti ngadep tivi tiap hari selama seminggu :D

Dan jatuh dari motor itu nikmat, nikmatnyaaa mensyukuri anugerah kaki yang nggak dingklang, kaki yang nggak harus di angkat ketika mandi, rempong sumpah, dan mensyukuri lainnyaa...

Untungnya saya nggak trauma ngeliat motor hihi

Pesen aja niih,..
Jangan beli rok yang terlalu lebar, jangan lupa nglipet dan pegangin rok ketika naik motor!!

Eiya, kata suster yang ada di UGD nih : "Makanya mbaak... Pake helm, biar mukanya nggak full darah gini.."
:D
 

Write Your Memories Template by Ipietoon Cute Blog Design