Malam ini aku kangen abah ibu. Terlebih pada abah. Kangen banget. Tatapan sayang beliau ketika aku pamit ke Malang kemarin, ah -_-
Ketika beliau tanya aku sudah semester berapa. Hm.. Sebenarnya aku yakin abah inget kok aku sudah semester berapa. Buktinya ketika pertemuan bani Ya'qub abah menyebutkan nama putra putrinya dan kuliah dimana serta semester berapa. Mungkin pertanyaan abah tersebut hanya sekedar untuk 'memulai' percakapan. Yang ternyata topik pagi yang dingin itu adalah : judul skripsi.
Ya. Abah tidak ber basic biologi atau sains, tetapi bukan berarti abah tidak peduli pada pendidikan anak - anaknya. Sangat peduli bahkan.
Ah. Rasanya mata ini ingin meneteskan air mata. Tak kuat menahan rindu
Oke. Kembali lagi.
Sebenarnya aku nggak ngerti kenapa sebegini rasanya kangen. Bahkan biasanya ga pulang sampe 3 bulan pun biasa aja. Mungkin titik intinya sekarang adalah galauku.
Tiba tiba kefikiran, aku seperti bukan anak abah. Ekstrim kata kataku ya.
Aku putrinya, tentu saja. Tetapi mengapa sifatku sedemikian rupa, pemalas, tak punya rasa tanggung jawab, pun bagi diri sendiri, belum lagi orang lain dan lingkunganku. Aku seperti bukan siapa siapa beliau?
Aku menangis. Jadi siapa aku? Siapaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?
Tolong siapapun. Jawab pertanyaanku.
1 comments:
pean itu orang yg bruntung neng......
aku rasa apa yg pean rasakan skrg cuma setetes dari rasa susah yg dirasakan orang yg tdk sbruntung pean.......
pean bukan hanya putrinya abah,, tp jga santrinya abah,,,,
jd pean lbh unggul segalanya dari pada yg komen ,,,, :D
Post a Comment